Berfikir ke belakang, kenapa dan bagaimana aku bisa hidup semudah ini (bila dilihat faktanya beban dan pekerjaan yang berat). Tapi kenapa aku bisa dengan mudah melaluinya.
Lalu aku ingat, 1 juni 2020. Aku memberanikan diri untuk ikut andil dalam penanganan covid 19. Pada saat itu covid masih sangat sangat ditakuti. Bahkan orang banyak yang enggan keluar rumah. Tapi aku dengan modal nekat izin keluar dari tempat kerja ku yang lama untuk pergi ketempat yang paling orang orang takuti pada saat itu, ya.. RSPP EXT MODULAR SIMPRUG
Bukan hanya saudara, teman juga bertanya² untuk apa aku nekat kesana. Tapi aku jawab dengan ringan. Bismillah aku mau bantu ummat, mereka support, bangga dan mendoakan aku, sampai aku berdiskusi dengan salah satu teman dekat ku, dan dia pernah bilang, 'kalau ada apa apa hubungi aku' dia selalu mengontrol aku sampai 1 tahun, dia baik selalu memberi aku support dan membuka wawasan aku, terimakasih.
Dari sana aku mendapatkan banyak Do'a dan dukungan. Mungkin dari Do'a Do'a mereka aku mampu melewati semua ini. Allah maha baik mempertemukan aku dengan mereka. Alhamdulillah
RS yang baru dibangun oleh pertamina khusus untuk pasien yang terinfeksi covid 19. RS yang masih kosong, tidak ada kursi meja bed lemari dll. Benar benar kosong
Kami memulai semua dari nol, angkat angkat meja menata ruangan. Semua kita mulai
Sampai tiba 1 pasien bernama tn. S.P, masuk ke ruang ICU. Saat itu juga perang baru di mulai, satu per satu pasien berdatangan dengan keluhan ringan sampai berat, kami lalui semua bersama sama. Dengan awal 8 tenaga farmasi hingga mencapai 50 lebih tenaga kami recrut. Semua bekerja dengan hati yang lapang, ikhlas, bahagia. Sampai semua kita jalani dengan ringan.
2 tahun jumlah pasien naik turun, sampai puncak di juni 2021. Kami pernah merasakan kerja jam 7 pagi sampai jam 12 malam. Tenaga farmasi 90% terinfeksi covid 1 per 1, beban kerja semakin berat, semua merasa lelah. Kami nangis bersama. Lelaaaahh ingin teriak, ingin pergi, ingin sudah saja. Apalagi ketika melihat masyarakat yg acuh akan prokes. Rasanya aku ingin teriak 'KALIAN ACUH, KAMI YANG LELAH!!' Belum lagi kaum anti covid, yang tidak percaya adanya covid, mereka bilang 'covid cuma permainan amerika' 'covid cuma akal akalan cina' 'ga ada itu covid' ehh pas udah sakit, terinfeksi covid, tetep larinya ke RS. Pengen teriak rasanya 'KATANYA GA PERCAYA COVID, NGAPAIN BEROBAT KE RS WOOY'
Kemudian kasus semakin menurun, kami terpakas kehilangan rekan rekan kerja satu per satu. Para relawan dipulangkan, sampai tersisa 8 orang seperti awal. Sedih haru pecah harus berpisah dengan teman teman yang sudah berjuang bersama, melewati ketegangan bersama. Tapi semua pasti akan terjadi, kapan pun waktunya.
Tiba waktunya kami tidak menerima pasien covid lagi, semua dialihkan ke RS lain. Dengan tersisa 1 pasien terakhir an. B.Z usia 3 tahun. Kami pulangkan dia dengan bangga. Semoga tidak ada lagi yang terinfeksi covid. Pandemi berakhir menjadi endemi. Semua kebali normal, dan mengambil ibroh dari pandemi ini.
Haaahhhh... lega rasanya sudah melewati semua
Sekarang waktunya untuk kembali ke rumah. Dan mencari sesuatu yang baru. Semoga ada lebih banyak Do'a lagi
Salam sejawat ⚘
Foto volunteer yg tersisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar