Berpikir cepat, atau kecepatan dalam berpikir (memberikan penilaian/ justifikasi) telah menafikan "berpikir yang lambat". Akan tetapi, berpikir cepat tidak menafikan berpikir mendalam atau berpikir cemerlang.
Waktu adalah emas, bahkan lebih berharga daripada emas.
Oleh karena itu, mengkaji kondisi, suasana, dan perkara-perkara yang dihadapi merupakan sebuah kemestian. Jika perkara-perkara itu membutuhkan pemikiran maka berpikir tentang perkara tersebut merupakan sebuah keharusan.
Jika perkara tersebut membutuhkan kecepatan berpikir maka berpikir cepat merupakan sebuah keharusan pula.