Rabu, 25 September 2019

EFEK SAMPING VITAMIN C

Dosis vitamin C yang direkomendasikan untuk dikonsumsi orang dewasa adalah 65-90 miligram per hari. Tidak ada manfaat lebih yang akan didapatkan tubuh dengan mengonsumsi vitamin C melebihi jumlah tersebut, namun justru dapat menimbulkan berbagai efek samping.
Berikut beberapa efek samping yang ditimbulkan jika mengonsumsi suplemen vitamin C dalam kadar yang terlalu tinggi (vitamin C megadosis):
  • Diare
  • Muntah
  • Mual
  • Nyeri ulu hati
  • Kram dan sakit perut
  • Insomnia
  • Batu ginjal
  • Sakit kepala
Biasanya efek samping tersebut akan mereda segera setelah konsumsi vitamin C dihentikan. Namun perlu diperhatikan, sejumlah penelitian menemukan bahwa konsumsi suplemen vitamin C terlalu banyak di masa kehamilan, dapat menyebabkan sakit perut dan meningkatkan risiko mengalami kelahiran prematur.
Pada kasus yang sangat jarang terjadi, vitamin C dalam dosis terlalu tinggi berisiko menyebabkan hiperoksaluria, yaitu gangguan kesehatan serius saat asam oksalat yang diekskresikan di dalam urine terlalu banyak sehingga meningkatkan risiko terjadinya batu ginjal.
Untuk meminimalkan risiko kelebihan vitamin C, direkomendasikan untuk mendapatkan asupan vitamin C dari beragam sayur dan buah dibandingkan dari suplemen vitamin C. Pastikan juga untuk mengonsumsi minimal satu macam makanan kaya vitamin C setiap harinya, seperti, jeruk, kiwi, atau strawberry.
Meski sebagian besar multivitamin aman untuk dikonsumsi sesuai dosis pada kemasan, namun untuk mendapatkan manfaat vitamin C secara maksimal dan menghindari efek sampingnya, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu untuk dosis yang sesuai kondisi tubuh Anda.
kutip :

Jumat, 20 September 2019

DI BALIK ETALASE

Pasti banyak yang penasaran apasih di balik etalase, hehe.. ini sih nama yang aku buat sendiri
yapp..
aku sudah lulus S1 Farmasi di tahun 2018 dan sekarang sudah bekerja di salah satu apotek swasta di jakarta utara. awalnya sedikit gengsi gitu.. masa sih sarjana kerja di apotek (pelayan). tapi ya karena aku dari SMA dan belum punya banyak pengalaman tentang Farmasi (selain magang di RS) akhirnya aku coba ambil tawaran ini.
dan sekarang aku sudah hampir 1 tahun kerja di sini, yang aku dapat dari pengalaman ku bekerja di apotek adalah, aku lebih sering melakukan PIO (Pemberian Informasi Obat) pada pasien, ketimbang di RS, karena di RS kan yang berwenang memberikan PIO adalah Apoteker, tapi ga semua RS sih ya..

Jujur aku orangnya sulit untuk berkomunikasi dengan orang, apalagi orang yang ga kau kenal, dan disini aku belajar berbicara dan memberikan informasi seputar obat dan penyakit. dan kegiatan ini sangat sangat membuatku ketagihan, ada rasa puas dan bangga ketika memberikan informasi.
Di apotek kita bisa kenal banyak seles dan medrep, keuntungannya kita bisa tau setiap PBF mendistribusikan obat dari pabrik apa saja. dan kita juga sering dapet sample obat atau makanan (bukan kita yang minta loh) hehe. terkadang seles akan merasa berterimakasih karena produknya laku dan akan kasih kita makanan atau gimik gimik gitu.

selain itu aku jadi lebih tau banyak obat, setiap pasien dapet resep dari dokter dengan RS yang beda-beda pasti obatnya juga beda-beda dong. nah disini tantangan kita sebagai farmasis yang kerja di apotek untuk open mind, jangan pernah bilang "maaf pak/bu kita ga punya obatnya" atau "maaf kita ga jual obat ini" . dokter kasih resep pasti obatnya ada, so bisa kita pesankan dulu ke PBF, nah.. ini juga keuntungannya kita kenal seles. pada saat ada pasien menanyakan obat A yang obatnya ga ready di kita, kita bisa kontak langsung ke seles yang menjual obat dari pabrik yang memproduksi obat tersebut, semisalnya ada, kita bisa kasih pengertian ke pasien kalau obatnya harus dipesankan dulu, besok akan ready dan bisa di tebus. jangan lupa minta nomer telfon dan alamat pasien, jadi ketika obat sudah ready di apotek, kita bisa hubungi pasiennya langsung. ini juga bisa meningkatkan omset apotek kan hehe..

to be continue...
yang punya pengalaman yang sama, bisa comment di bawah ya.. ð“„›